Kamis, 04 September 2014

Ice Challenge Bucket Versi Literasi

Tantangan Menulis 3 Kebahagiaan

Oke, kali ini, menanggapi tantangan dari Mbak Jenk Brioni tentang menulis 3 kebahagiaan hari ini (well, semacam tantangan bersambung sejenis Ice Challenge Bucket versi literasi gitu deh...) aku rangkum 3 kebahagiaan yang harus disyukuri hari ini (meski sebenarnya begitu banyak berkah yg harus disyukuri tentunya)

Nah, karena aturannya cuma menuliskan 3 saja, jadi ini dia... Cekidot...
  1. Alhamdulillah, semalam shift malam di bangsal Wing Melati RSDM bersama my partner (Mas Unang), semua dalam keadaan aman dan terkendali. Semoga jaga nanti malam pun sama. Ah, setiap hari melihat para pasien di RS ini memberikan pelajaran betapa kesehatan itu sangat berharga. Ya Allah, terimakasih memberikan hamba kesehatan dan kesempatan untuk merawat orang yang sedang tidak sehat. Bahagianya jadi perawat tu, kami dibayar untuk melakukan kebaikan. Kurang apa coba? Fufufu... :3
  2. Hari ini, selepas jaga malam, alhamdulillah bisa menyempatkan diri untuk “Me Time” sejenak,hihihi. Dalam Me Time kali ini, rasanya seneng banged bisa memanjakan & merawat diri dg maskeran ala Korea pakai masker Gingseng Merah oleh-oleh Mbak Jenk Brina sepulang dari Jepang beberapa waktu yang lalu. Meski sempat bingung (yah, secara ni, bungkus masker bagian depan tulisannya pakai huruf Hangeul, & aturan pakai di bagian belakang pakai huruf kanji, #PiyeKi,Jal??), akhirnya makenya ngasal. Biarlah, toh intinya pasang masker di wajah, udah, titik. Hehehe... Lumayanlah, wajah jadi segar.. Cheongmal arigatou Brina-neechan.. ^^
    Bungkus depan pakai Huruf Hangeul, Bungkus belakang Huruf Kanji... Aigoo -_-
    Bungkus depan pakai Huruf Hangeul, Bungkus belakang Huruf Kanji... Aigoo -_-
  3. Ah, ini ni yg paling bikin bahagia... (meski sebenernya ini sudah beberapa hari yang lalu, tp gpp deh di-share hari ini, toh bahagianya masih kerasa sampai sekarang). Beberapa waktu yg lalu, sempet jalan2 ke Solo Square Mall dan mampir ke Gramed-nya. Sejenak mata mencari-cari  dan...ah, melihat 3 buku antologi yg memuat tulisanku terpajang di rak-rak di Gramed tu rasanya sesuatuuuuu bingiiiiid, hihihi.. Ini nih 3 judul buku antologi yg memuat tulisanku & sedang beredar di Toko Buku Nasional:
  • Stronger Than Me,
  • Second Chance,
  • Stay Woles & You are Great
At Gramedia Solo Square
At Gramedia Solo Square

Well, kali ini memang tulisan-tulisanku masih sebatas antologi bersama, tapi at least aku membuktikan, ternyata aku bisa kalau berusaha dan mencoba, hihihi...
Semoga berikutnya bisa menerbitkan buku solo-ku sendiri dan bisa bermanfaat untuk orang lain. Aamiin. ^^

Udah sekian dulu. Berikutnya, aku tantang 3 sahabatku untuk menuliskan 3 kebahagiaannya untuk disyukuri. Hei, kalian! Tami Tami, Cut Oktaviyana, Nur Hadiatunnisyah! Berani nggak terima tantanganku ini?! Kalau berani, ayo tulis dan tantang 3 sahabat kalian yang lain untuk melakukan hal yang sama..!
Selamat mencoba dan merasakan indahnya berbagi tantangan kebahagiaan... :*

~Karanganyar, 4 September 2014~

 

Jumat, 09 Mei 2014

Kamu Bertanya, Al-Quran Menjawab (Part.1: Tentang Allah)

1.   Siapakah Sang Maha Pencipta?
QS. Al-Mu’min: 64
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.”
QS. Az-Zumar: 6
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
QS. Al-A’Raaf: 54
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”

2.   Siapakah Allah?
QS. Al-Hasyr: 23-24
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
QS. Thaahaa: 14
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
QS. Al-Baqarah: 255
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
QS. Faathir: 13
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.”
QS. Ali-‘Imran: 18
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
QS. Ali-‘Imran: 51
“Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus."

3.   Untuk apa Allah menciptakan manusia?
QS. Adz Dzaariyaat: 56
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

4.   Apa yang diperintahkan Allah untuk kita kerjakan?
QS. An-Nisaa’: 58
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
QS. Al An’aam: 151
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).”

Rabu, 07 Mei 2014

Bikin Cerita ke-MEDIS-MEDIS-an, boleh sih… Tapi plis, yang logis…

Setiap malam menjelang, terdengar komentar2 ibu dari dalam kamar (mengomentari adegan2 sinetron yg nggak masuk akal).
“Masa sejak lahir nggak punya pendengaran bisa begini..begini..begini..tanpa ini..ini..ini…”
Saya sendiri heran, dah tahu nggak masuk akal, tp ya tetep ditonton. Emak, alaamaak… -_-
Tapi memang benar, meski saya jarang nonton sinetron, sesekalinya nonton malah nemu adegan-adegan nggak masuk akal. Apalagi kalau adegan yg ala medis begitu. Maksud si pembuat sinetron biar keren kali ya. Tp plis, penonton kan nggak semuanya orang awam (dan toh orang awam pun jg banyak yg kritis lhoh). Penonton yg tenaga kesehatan pun jg ada (seperti ibu saya dan saya misalnya).
Jadi, alangkah baiknya, para pembuat sinetron riset dulu lah sebelum menciptakan adegan…
Berikut 9 adegan sinetron yg ke-MEDIS-MEDIS-an, tapi non-sense banged yang berhasil kami rangkum versi on the srot… (nyedot ingus...)

1.     Cabut Infus Sesuka Hati
Ah, ini dia adegan paling sering.
“Aaaah… Di mana ini? Kenapa tubuhku terpasang selang-selang ini? Aku harus melarikan diri sekarang!”
Lalu si pemeran langsung mencabut selang infus dengan sekali tarik.
Kenyataannya:
CROOOOT!!! Dijamin darah mengalir kemana-mana tuh, kalau abbocath (jarum infus yang masuk ke pembuluh darah) ditarik paksa seperti itu!
Plis deh, jangan nyusahin perawat donk. Udah masangnya aja susah, maen asal cabut aja. -_-
Yang benar   : Siapin kapas alkohol dan plester dulu sebelum nyabut selang infus. Trus jangan lupa, sebelum dicabut, itu selang infusnya di-klem (ditutup dulu) biar cairan infusnya juga nggak meluber kemana-mana.

2.     Napas Mouth to Mouth
Ni ceritanya si tokoh cewe tenggelam tiba-tiba di perairan sangat dangkal. Si tokoh cowo berhasil menyelamatkan si cewe tapi si cewe henti napas. Akhirnya, si cowo berusaha mengeluarkan air yang tertelan si cewe terus berlanjut pada adegan pemberian napas mouth to mouth.
Kenyataannya: Nggak ada tuh fakta membuktikan air menyumbat jalan napas. Berusaha mengeluarkan air cuma buang-buang waktu. Dan lagi, sangking semangatnya, si laki-laki lupa nggak nutup hidung si cewe waktu ngasih napas buatan (mumpung pemeran si cewenya cantik kali ya..) Jadi percuma donk, udara yang masuk keluar lagi lewat hidung. Dan ajaibnya, si cewe siuman seketika. Wahh…the power of kissue.. >.<

3.     DC Shock
Itu lhoh, alat kayak setrika yang dipegang dokter, trus didekatkan ke dada pasien kalau pasien sekarat. Trus badan pasien terkejut seketika (gara-gara aliran listrik dari alat mirip setrika tadi itu ceritanya)


Nah kalau di sinetron, biasanya di monitor tampak garis lurus dulu barulah tindakan DC shock ini dilakukan.

Kenyataannya: Kalau DC Shock dilakukan saat irama jantung menunjukan gambar garis lurus ini, maka DAPAT DIPASTIKAN, pasien yang sebelumnya masih memiliki harapan hidup, akan MENINGGAL seketika!
Yang benar: DC shock cuma diberikan pada irama jantung Ventrikel Fibrilasi dan Ventrikel Takhikardi tanpa nadi. (Apa itu? Cari tau sendiri.)
Pada saat irama asistole (yang garis lurus itu) yg benar lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) aja. Jangan bunuh pasien dengan DC Shock -_-

4.     Adegan Operasi Mata
Si dokter membuka perban yang menutup mata pasien. Pertama, Burem… burem… Enam detik kemudian, criing! Penglihatan si pasien sudah sangat jelas dan normal seketika!
Haduh, pliiss, nggak pernah ada yang namanya operasi cangkok kornea, trus setelah matanya dibuka langsung bisa melihat. Mereka harus melewati proses pemulihan dulu.
Lagian, kalau operasi mata itu, yang dibalut cuma matanya aja. Perbannya gak sampai keliling kepala. Boros perban aja. -_-

5.     Balut Luka
Pemeran utama kecelakaan, trus jidatnya dibebat perban melingkar, tidak lupa di samping kanan atau kiri jidat diberi darah bohongan, bulat dan merah, tepat menodai kain kassa pembalut luka.
Aih… Kalo bekas Betadine, sih, bolehlah. Tapi kalau darah merah?
Ck, balutan luka model apa ini? Kalau memang kepala bocor berdarah-darah, dijahit dulu donk, diobatin. Masa darah masih asal rembes aja…
Umm… boong banget, nih.

6.     Operasi
Adegan dokter keluar masuk ruang operasi ini juga non-sense banged.
Ruang operasi itu steril tau!
“Ibu… anak Ibu akan kami operasi sekarang.”
Dokternya masuk lagi ke ruang operasi, terus keluar lagi.
“ Ibu…anak ibu kehilangan banyak darah. Segera siapkan pendonor.”
Dokternya masuk lagi, keluar lagi. Gitu terus sampai episode 1001 -_-

7.     Ruang ICU
Setting itu salah satu unsur yang nggak boleh disepelekan. Masa ruang ICU isinya cuma oksigen doank?! Aigoo, ini ICU di mana? Pedalaman Madagaskar?

8.     Penggunaan Alat Kesehatan yg Ngasal
Ni ceritanya si pemeran utama cowo demam. Nah, si pemeran cewe sok perhatian gitu, terus ngukur suhu si laki-laki dengan atmosfer suasana yang penuh mesra gitu. Tapi… No! No! Tunggu! Itu termometer khusus ketiak, kenapa dimasukin ke mulut?
OMG, tapi masih untunglah, bukan termometer khusus anal. Hihihihi… >.<

9.     Pasien Stroke
Pada satu episode, si pemeran kena stroke mulutnya merot ke kanan lalu pada episode lain mulutnya merot ke kiri.
Apa ini? Memangnya, stroke-nya bisa pindah-pindah? Pemerannya cape kali ya kalau merot ke kanan atau kiri saja terus.

Hah, sekian 9 adegan ke-MEDIS-MEDIS-an dalam sinetron yang bikin saya geleng-gelang kepala. Sebenarnya kejanggalannya bukan cuma di adegan yg berbau medis doank. Ada lebih banyak lagi, bahkan di semua aspek. Tapi cukuplah, sebagai tenaga kesehatan, saya mengomentari adegan yang ke-MEDIS-MEDIS-an saja. Tentunya yang merupakan perbandingan antara yang saya lihat di tipi dan yang saya pelajari di kampus. Sekian... v^^v

~Karanganyar, 7 Mei 2014~

Senin, 14 April 2014

Mawar Berduri


(Cerita ini diikutsertakan dalam tantangan menulis #KarakterJahat @KampusFiksi)

Apa yang bisa kuceritakan tentang seorang wanita jelata yang bercita-cita menjadi Sri Baginda Ratu? Bahwa dia cantik, muda, mempesona? Bahwa para lelaki akan bertekuk lutut setiap kali menatap mata iblisnya yang bercahaya bagai malaikat tanpa dosa? Hha, mata itu memang sangat luar biasa. Sepasang mata yang telah menakhlukkan hati Sang Baginda Raja, bahkan Sang Putera Mahkota, bahkan juga Sang Maha Patih. Tapi itu belum cukup. Bukan para pria itu yang berada dalam sepasang mata tersebut, melainkan kejayaan dan kekuasaan.
*
“Kandaku, Baginda Raja Muringgono. Apa Kanda memang harus pergi?” ucapku dengan tatapan mata berkaca-kaca.
“Dindaku, Niniala sayang, Kanda pergi tak akan lama. Dinda tak perlu bersedih. Putera Mahkota akan menggantikan Kanda untuk menjaga Dinda selama Kanda pergi.”
Aku mengangguk pelan saat Baginda Raja mengatakan itu sambil memelukku. Suara lelaki yang berusia hampir tiga kali usiaku itu begitu lembut terdengar di telingaku. Lelaki itu kemudian berlutut, mengusap dan mencium perutku yang membuncit bulat sempurna.
“Jagalah ibumu untuk Ayahanda,” ucapnya penuh kasih sayang. “Kau dan kakakmu, Sang Putera Mahkota, harus menjaga wanita terkasih Ayahanda dengan baik,” lanjutnya lagi. Di sampingnya, Sang Putera Mahkota Suringgono berdiri penuh kesungguhan, menerima titah Sang Ayahanda Baginda Raja.
Aku mulai menitihkan air mata menghantarkan kepergian Sang Baginda Raja. Aku sangat berharap Baginda Raja akan segera kembali padaku. Ya, kembali padaku dalam kondisi yang kuharapkan tentunya.
*
“Wahai putraku, Sang Putera Mahkota,” rengekku manja pada Sang Putera Mahkota Suringgono.
“Wahai kekasihku, Niniala. Kau tidak perlu memanggilku dengan sebutan penuh hormat saat kita hanya sedang berdua saja,” jawab Sang Putera Mahkota Suringgono lembut. “Lagi pula aku bukan putramu. Aku adalah priamu, ayah dari janin yang kau kandung,” lanjutnya lagi sambil mengelus perutku. Dia benar-benar berbeda ketika ayahnya tak ada. Akupun begitu.
“Tapi tetap saja, sekarang ini kau masihlah Sang Putera Mahkota Kerajaan, putra tiriku,” rengekku makin manja di dalam pelukannya. Hari belum berlalu semenjak kepergian Sang Baginda Raja. Tapi seperti biasa, Sang Putera Mahkota Suringgono tidak akan membuang waktu untuk segera membuaiku dalam pelukannya.
“Tidak akan lama,” ucapnya meyakinkan. “Dalam dua hari, Sayang. Jasad Ayahanda akan kembali dan aku akan segera naik tahta. Saat itu tiba, kaulah sayangku, Niniala, yang akan menjadi permaisuriku.”
Aku tersenyum saja mendengar ucapannya. Aku menantikan dengan penuh harap akan janjinya. Janji untuk menghabisi Sang Baginda Raja.
*
Satu hari telah berlalu. Sesuai janji Sang Putera Mahkota Suringgono, kabar duka wafatnya Sang Baginda Raja menyelimuti kerajaan. Kereta kuda Sang Baginda Raja terperosok ke dalam jurang. Tidak ada yang tahu bahwa terperosoknya kereta kuda Sang Baginda Raja merupakan bagian dari rencana yang telah tersusun rapi. Rencana jahat Sang Putera Mahkota yang tak sabar ingin naik tahta. Demi siapa? Tentu saja demi aku.
“Bagaimana kau ingin merayakannya, Permaisuri cantikku?” tanya Sang Putera Mahkota Suringgono padaku dengan nada penuh kemenangan. Lagi-lagi, aku tersenyum saja mendengarnya.
“Sekarang ini, tidak ada yang lebih kuinginkan selain air kelapa segar,” jawabku penuh manja. “Aku terlalu lelah berpura-pura menangis di hadapan para petinggi kerajaan.”
“Baiklah, Sayangku. Aku akan menyuruh pelayan untuk memetikkan buah kelapa segar untukmu,” jawabnya penuh kasih sayang.
“Tidak, bukan begitu. Emm, entah bagaimana menjelaskannya, tapi janinku ini rasanya ingin meminum air kelapa hasil petikan ayah kandungnya,” jelasku buru-buru sambil bergelayut manja pada lengannya yang kokoh.
Sang Putera Mahkota Suringgono tersenyum lebar mendengar permintaan manjaku. “Baiklah kalau begitu, Sayang. Akan kupanjatkan dan kupetikkan seribu buah kelapa kalau kau mau,” bisiknya sambil mencium bibirku. Aku menyambut ciuman mesranya. Ciuman penuh nafsu putra tiriku yang malang.
*
Tubuh itu terhempas begitu saja di atas tanah yang sedikit basah akibat gerimis. Tubuh itu berwarna biru pucat dan tentu saja sudah tak lagi bernyawa. Mungkin nyawa tubuh itu melayang sepenuhnya sesaat setelah terhempas dari ketinggian pohon kelapa yang mencapai sepuluh meter itu. Aku sedikit kesulitan menyembunyikan tawaku saat melihat matanya yang belum tertutup sempurna itu memandangku. Matanya itu seolah menatapku penuh rasa tak percaya. Di tengah rasa terkejut para penghuni istana atas kecelakaan maut yang menimpa Sang Putera Mahkota, aku berusaha menangis dalam kepura-puraan.
“Sang Putera Mahkota Suringgono telah meninggal,” ucap Sang Maha Patih mengumumkan, setelah memastikan detak nadi Sang Putera Mahkota benar-benar telah lenyap. Aku semakin larut berpura-pura menangis histeris.
*
“Sangat sempurna,” gumamku penuh kegembiraan. Setelah sepanjang hari  berpura-pura berduka, akhirnya di dalam kamarku yang mewah dan nyaman, aku dapat berisitirahat serta bebas mengungkapkan rasa gembiraku.
“Aku harap hasil kerjaku memuaskanmu, Cintaku.” Suara serak seorang pria menyadarkanku dari pikiranku yang sempat melayang akibat terlalu gembira. Aku menoleh padanya.
“Tentu saja, Maha Patihku. Kau benar-benar dapat diandalkan,” aku memeluknya dengan kemanjaanku yang khas, seperti yang biasa kulakukan untuk menakhlukkan Sang Baginda Raja dan Sang Putera Mahkota.
“Semua itu tidak akan terwujud tanpa kecerdasan akalmu, Cintaku. Idemu menaruh ular berbisa di puncak pohon kelapa sangat cemerlang,” sanjungnya terhadapku. “Kelicikanmu yang cerdas itu benar-benar tak terpikirkan olehku sebelumnya,” lanjutnya lagi. Aku meliriknya sesaat. Walaubagaimanapun, setelah apa yang dilakukannya untuk membantuku, tetap saja, ucapannya yang menyebut diriku licik sedikit mengganggu di telingaku.
“Anak yang kukandung ini, kelak tentu akan sangat bangga pada ayahnya. Ayahnya yang begitu berjuang demi mewujudkan cita-cita ibunya,” ucapku sembari meraih tangannya dan mengusapkannya ke perutku.
Aku menatap matanya dengan tatapan mataku yang sayu dan polos. Benar saja, tatapanku membuatnya tak berdaya. Sesaat kemudian dia membenamkanku dalam pelukannya. Dalam pelukannya, aku berusaha mati-matian memikirkan cara untuk menyingkirkannya. Sangat berbahaya. Ada seseorang yang mengetahui sifat licik di balik sinar mataku yang bagai tanpa dosa ini sangatlah berbahaya. Aku sadari hal itu sepenuhnya. Sang Maha Patih tidak sebodoh Baginda Raja ataupun Putera Mahkota. Di balik pelukannya, perlahan ide-ide licik cemerlang lainnya mulai tersusun rapi dan memenuhi otakku. Aku tersenyum dalam hati.
“Jadi setelah ini, apa rencanamu, Ratuku?” tanyanya penuh penasaran.
“Kau mau tahu kelicikanku yang lainnya?” bisikku menggoda. “Nantikanlah. Tak akan lama lagi.”
*

Jumat, 28 Februari 2014

Catatan Antologi Bersama Untuk Sahabat: Journey to the Light

Tony Stark aka Iron Man pernah bilang, “Everybody needs a hobby.”
Yup, begitulah! Kalau Bapak Presiden yang terhormat memiliki kegemaran mencipta lagu, Ibu Negara yang terhormat memiliki kegemaran fotografi, maka bolehlah saya yang rakyat jelita ini (ups, typo, jelata maksud-nya :p) memiliki kegemaran menulis.^^.

Alhamdulillah, finally, hasil kegemaran menulis ini akan segera dapat dinikmati para pemilik hobby membaca, dan saya berharap semoga tulisan ini tentunya dapat bermanfaat dan menginspirasi.^^.

 
Gb. Buku Unsa ketiga di tahun 2014 segera hadir!


Seperti yang tertulis pada cover-nya, ‘Journey to the light: Cerita-cerita mereka untuk menemukan Tuhan’, sebuah tema yang harapannya mampu menyentuh jiwa remaja untuk selalu melangkah pada jalan yang diridhoi Allah Ta’ala. Karena ketahuilah, bahwa Allah Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang kepada siapa saja yang ingin mencari cahaya dari sisi gelap atau suram hidupnya. Ah, saya mengucapkan terimakasih kepada Unsa and crew juga semua pihak terkait yang telah menyelenggarakan event menulis dengan tema yang sangat menyentuh ini.

Alhamdulillah lagi, dalam antologi bersama ini, saya begitu senang, tulisan saya bisa bersanding bersama kawan-kawan keren pemenang Event Teenligi Unsa lainnya, yaitu:


Hihihi, rasanya begitu hangat nama saya ditulis tepat di tengah-tengah nama mereka. Salam hangat ya kawan-kawan sekalian…! :D
Sekian, promosi dari saya, sebelum saya semakin mirip penulis (komikus) narsis Adachi Mitsuru (if you know what I mean, hihihi)
Salam menulis! :D 

~Karanganyar, 28 Februari 2014~